Kamis, 25 Agustus 2022

3D Printing Troubleshooting: Stringing (Hasil Cetakan Berambut)

3D Printing Troubleshooting: Stringing (Hasil Cetakan Berambut)


Stringing
3D Printing Troubleshooting: Stringing

Stinging terjadi karena adanya plastik halus seperti benang (string) yang menempel pada cetakan. Biasanya terjadi karena plastik meleleh keluar dari nozzle ketika extruder bergerak untuk mencetak bagian lain. Pengaturan yang umum digunakan untuk mengatasi string yang berlebihan adalah dengan mengatur penarikan balik (retraction), temperature hot end dan kecepatan perpindahan (travel speed). Untuk mengatasi stringing pada 3D Printing ini, pastikan opsi retraction sudah aktif di tiap extruder. Jika retraction aktif, ketika extruder selesai mencetak satu bagian, filamen akan ditarik kembali ke nozzle. Saat pencetakan berikutnya, filamen didorong keluar lagi dari nozzle. Di bawah ini kita akan membahas pengaturan variable retraction.


Baca juga : Filament Tidak Keluar


Cara Setting atau Pengaturan Variable Retraction 3D Printing

·        Jarak Retraction (Retraction Distance)

Retraction distance merupakan pengaturan yang paling penting, karena menentukan seberapa banyak filamen yang ditarik dari nozzle. Jika filamen ditarik terlalu jauh, filamen mungkin tidak akan keluar dari nozzle saat printer perlu melanjutkan proses mencetak. Makanya, kita perlu menentukan pengaturan yang pas.

Umumnya direct-drive extruder hanya butuh jarak retraction 0.5-2.0mm, Sedangkan Bowden extruder butuh jarak retraction sampai 15mm. Jarak retraction ini  berdasarkan pada panjang jarak antara drive gear extruder dengan nozzle yang dipanaskan. Jika masih ada string pada cetakan, cobalah menambah 1mm pada jarak retraction dan cetak ulang.

·         Kecepatan Retraction (Retraction Speed)

Retraction speed menentukan seberapa cepat filamen ditarik. Jika retraction speed-nya terlalu lambat, plastik akan bocor sebelum extruder pindah ke tempat baru. Namun jika retraction speed-nya terlalu cepat, hal ini dapat menyebabkan filamen terputus dengan bagian lain di dalam nozzle. Lebih buruk lagi, putaran cepat dari drive gear dapat menggiling plastik cair dan menyumbat nozzle. Biasanya nilai antara 1200-6000mm/min (20-100 mm/s) akan menghasilkan performa retraction yang sangat bagus. Namun, kembali lagi ke jenis material yang kalian gunakan, karena angka yang ideal bergantung dari material yang digunakan.

·         Temperatur Suhu Terlalu Tinggi

Saat suhu terlalu tinggi, plastik menjadi terlalu cair dan mudah keluar dari nozzle, bahkan setelah menyesuaikan pengaturan retraction. Suhu yang lebih rendah mengurangi kemungkinan ini. Namun, kalian harus berhati-hati untuk tidak mengatur suhu terlalu rendah. Suhu yang sangat rendah dapat membuat filamen tidak cukup meleleh dan dapat menimbulkan masalah.

Kalian bisa mencoba mengurangi suhu nozzle antara 5°C hingga 10°C, tetapi jangan pernah mengurangi suhu di bawah spesifikasi minimum pabrikan. Ini adalah suhu yang umumnya direkomendasikan untuk beberapa filamen:

1.      PLA: 180-220°C

2.      ABS: 200-250°C (90-100°C print bed)

3.      PET: 215-235°C

4.      TPE: 210-240°C (20-70°C print bed)

5.      PVA: 160-190°C (60°C print bed)

6.      TPU: 230-250°C (60°C print bed)

 

·         Sesuaikan Print Speed

Print speed juga dapat menyebabkan string. Misalnya, jika nozzle membutuhkan waktu terlalu lama untuk bergerak di antara dua titik, kemungkinan terjadi stringing karena plastik cair memiliki lebih banyak waktu untuk keluar dari nozzle. Tetapi jika ekstruder bergerak lebih cepat, filamen tidak akan memiliki cukup waktu untuk keluar. Umumnya, kecepatan 190 hingga 200 mm/s dapat bekerja dengan baik, tetapi MatterHackers telah menemukan 150 mm/s sebagai kecepatan yang ideal untuk sebagian besar printer.

    


Jasa 3D Printing Bandung

WhatsApp 0819-1033-0188

Klik gambar WhatsApp untuk tanya-tanya



-----------------------------------------------------------



-----------------------------------------------------------



Jasa 3D Printing Bandung

Address : Jl. Emung No.30 Lengkong, Bandung

WhatsApp : 0819-1033-0188

Rabu, 24 Agustus 2022

3D Printing Troubleshooting: Layer Terpisah atau Terbelah

3D Printing Troubleshooting: Layer Terpisah atau Terbelah


Contoh Gambarnya

Cara 3D printer bekerja adalah dengan menyusun filamen lapisan demi lapisan (Layer by layer) sampai membentuk sebuah objek. Setiap layer harus melekat dengan layer yang berada dibawahnya, agar menghasilkan objek yang kokoh. Jika layer tidak melekat sempurna, akibatnya objek atau benda yang dihasilkan akan terpisah atau terbelah. Disini kita akan bahas penyebabnya dan cara mengatasinya.


Penyebab 3D Printing Layer Terpisah dan Cara Mengatasinya

1. Layer Terlalu Tebal

Penyebab pertama adalah karena layer yang dihasilkan terlalu tebal dan bisa menyebakan kelekatan dari setiap layer berkurang. Solusinya, turunkan pengaturan ketinggian/ketebalan layer di software slicer yang kalian gunakan. Ketebalan layer yang dihasilkan biasanya didasarkan pada diameter nozzle. Tebal layer maksimal 20% lebih kecil dari diameter nozzle. Umumnya jika nozzle yang digunakan berdiameter 0,4 mm, maka tinggi/tebal layer yang harus diatur disoftware slicer tidak boleh lebih dari 0,2 mm. Semakin kecil tebal layer, semakin banyak detail yang bisa dicapai printer kalian, semakin tebal layernya, semakin kuat bagiannya. Namun, jika tebal layer yang diatur terlalu tinggi, maka kelekatan setiap layer akan berkurang dan layer yang dihasilkan berpotensi tepisah.

2. Temperatur Suhu Terlalu Rendah

Jika sekiranya layer cetakan yang dihasilkan terbelah atau terpisah dan tebal layer tidak terlalu besar, maka filamen harus di cetak dengan suhu yang lebih tinggi agar bisa melekat kuat. Biasanya plastik panas akan lebih mudah melekat daripada plastik dingin. Misalkan, Anda mencetak filamen jenis ABS dengan suhu 190o C, maka hasilnya akan mudah retak, karena filamen jenis ABS harus dicetak pada suhu antara 220-235o C agar layer bisa melekat. Jadi, pastikan anda mengatur suhu yang tepat untuk filamen yang digunakan.


Baca juga3D Printing Troubleshooting: Stringing (Hasil Cetakan Berambut)


Jasa 3D Printing Bandung

WhatsApp 0819-1033-0188

Klik gambar WhatsApp untuk tanya-tanya



-----------------------------------------------------------



-----------------------------------------------------------



Jasa 3D Printing Bandung

Address : Jl. Emung No.30 Lengkong, Bandung

WhatsApp : 0819-1033-0188

Senin, 15 Agustus 2022

Mengenal Jenis-Jenis Filament Yang Cocok Untuk 3D Printer

Mengenal Jenis-Jenis Filament Yang Cocok Untuk  3D Printer

Material filamen yang digunakan untuk proses mencetak di 3D Printer memiliki banyak pilihan yang tersedia. Tapi, apa jenis filamen yang cocok untuk 3D Printer yang anda gunakan? Dan apa perbedaan dari setiap jenis filamen yang ada? Simak penjelasannya di bawah ini.

Jenis Filament 3D Printer

1. PLA/PLA+ (Polylactic Acid)

Jenis filamen PLA (Polylactic Acid) ini adalah jenis filamen yang sering digunakan oleh banyak orang. Jenis PLA terbuat dari ekstrasi biji jagung, sehingga jenis filamen ini lebih ramah lingkungan daripada jenis filamen yang lain. Suhu yang dibutuhkan untuk mencapai titik leleh material PLA ini lebih rendah daripada ABS dan bahan ini tidak mudah melengkung sehingga cocok untuk membuat action figure, prototype produk, dll. Manfaat lain menggunakan PLA adalah tidak mengeluarkan bau tak sedap selama pencetakan (tidak seperti ABS).

2. ABS/ABS+ (Acrylonitrile Bsutadiene Styrene)

Jenis filamen ABS/ABS+ ini memiliki daya tahan yang lebih baik dibanding dengan jenis filamen PLA/PLA+. Oleh karena itu, jika ingin mencetak menggunakan bahan ABS ini memerlukan bed dan nozzle bersuhu tinggi agar hasilnya sempurna. Saat proses pencetakan menggunakan bahan ABS akan mengeluarkan bau yang menyengat, jadi pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik. Setelah proses pencetakan, objek dengan bahan ABS ini mudah untuk dihaluskan dan diwarnai. Bahan ini biasanya digunakan untuk membuat perkakas, mainan anak, perlengkapan elektronik, dll.

3. TPE/TPU/TPC (Fleksibel)

TPE (Thermoplastic Elastomers) merupakan jenis filamen plastik yang mirip dengan karet, baik secara tekstur, daya tahan maupun kelenturan. Tetapi, filamen ini lebih sulit untuk dicetak dibandingkan dengan PLA dan ABS. Bahan TPE umumnya digunakan untuk memproduksi suku cadang otomotif, peralatan rumah tangga, perlengkapan elektronik, dll.

4. PETG (PET, PETT)

PET (Polyethylene Terephthalate) adalah salah satu plastik yang paling umum digunakan di dunia. Dikenal sebagai polimer yang digunakan untuk pembuatan botol air, selain itu bahan ini bisa ditemukan dalam serat pakaian dan wadah makanan. Bahan PET "mentah" jarang digunakan dalam 3D Printing, dibandingkan jenis PETG-nya yang semakin populer digunakan.

'G' dalam PETG adalah singkatan dari "Glycol". Bahan ini tidak mudah rapuh dan lebih mudah untuk dicetak daripada PET. PETG juga sering dianggap sebagai jalan tengah yang baik antara ABS dan PLA, karena lebih fleksibel dan tahan lama daripada PLA dan lebih mudah dicetak daripada ABS.

PETT (Polyethylene coTrimethylene Terephthalate) adalah varian PET lainnya. Bahan ini sedikit lebih kaku dari PETG, filamen 3D Printer ini populer karena transparansinya.


Baca juga3D Printing Troubleshooting: Layer Terpisah atau Terbelah


5. Nylon (PA)

Nylon, juga dikenal sebagai Polyamide (PA), merupakan polimer sintetis yang digunakan di banyak industri. Ciri utamanya yaitu memiliki bobot yang ringan, walaupun begitu bahan nylon tetap memiliki kekuatan, kelenturan, dan daya tahan yang baik. Kelebihan jika menggunakan filamen ini adalah proses pewarnaan material yang bisa dilakukan sebelum ataupun sesudah proses pencetakan. Kekurangannya, bahan ini memiliki sifat higroskopis seperti PETG yang artinya menyerap molekul air dari lingkungannya, sehingga harus disimpan di tempat yang kering. Memanfaatkan kekuatan, kelenturan, dan daya tahan dari nylon, jenis filamen ini dapat digunakan untuk membuat alat, prototype, spare-part mekanik, dll.

6. Polycarbonate (PC)

Polycarbonate (PC) merupakan jenis filamen yang memiliki daya tahan paling tinggi diantara jenis filamen yang lain. Memiliki warna yang transparan dan tahan pada suhu tinggi bahkan benturan. Bahan ini banyak ditemukan dalam pembuatan layar elektronik hingga kaca anti peluru.

7. Wood (Kayu)

Filamen ini memiliki tampilan dan tekstur yang unik karena mirip dengan kayu. Filamen ini tidak terbuat dari kayu langsung, melainkan kombinasi dari plastik PLA dan serat kayu tertentu. Dikarenakan filamen ini terbuat dari bahan campuran, akibatnya bahan ini memiliki daya tahan dan fleksibelitas yang rendah. Filamen ini biasa digunakan untuk membuat miniatur dan dekorasi rumah.

8. Metal

Filamen ini tidak seluruhnya murni mengunakan logam, melainkan campuran plastik PLA atau ABS dengan bubuk logam tertentu seperti aluminium, besi, perunggu, nikel, baja, dan tembaga. Hasil cetaknya kokoh dan mengkilap layaknya metal. Tetapi, sebaiknya hindari penggunaan filamen ini terlalu sering, karena dapat mengikis komponen noozle. Produk yang bisa dibuat menggunakan filamen ini antara lain action figure, dekorasi rumah, aksesoris, dll.


Jasa 3D Printing Bandung

WhatsApp 0819-1033-0188

Klik gambar WhatsApp untuk tanya-tanya



-----------------------------------------------------------



-----------------------------------------------------------



Jasa 3D Printing Bandung

Address : Jl. Emung No.30 Lengkong, Bandung

WhatsApp : 0819-1033-0188

Rabu, 10 Agustus 2022

Komponen-Komponen 3D Printer dan Fungsinya

Komponen-Komponen 3D Printer dan Fungsinya


Seperti perangkat-perangkat elektronik lainnya, 3D Printer juga memiliki berbagai komponen dengan fungsi yang berbeda-beda. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa komponen 3D Printer dan fungsnya.

1. Motherboard atau Papan Controller

Motherboard atau Papan Controller berkerja sebagai otak dari 3D Pinter. Komponen ini yang bertanggung jawab untuk menjaga kelancaran proses mesin. Sebagai otak atau inti dari 3D printer, papan controller menggerakkan langsung komponen lain sesuai perintah yang dikirim dari komputer.

Pada saat komputer mengirim perintah, sensor yang ada pada papan controller ini menerima dan menerjemahkan perintah tersebut menjadi sebuah perintah kerja untuk melakukan pencetakan objek yang sesuai dengan desain 3D. Komponen ini sangatlah penting, karena menentukan performa dari 3D Printer secara menyeluruh dan menentukan kualitas dari hasil pencetakan.

2. Frame

            Frame adalah komponen yang berfungsi untuk menahan komponen-komponen lain. Komponen ini juga berfungsi untuk menjaga stabilitas dan daya tahan dari 3D Pinter. Bahan dari frame ini juga sangat berpengaruh pada stabilitas dan daya tahan dari 3D Pinter. Biasanya 3D Printer menggunakan frame yang terbuat dari metal atau akrilik, tetapi frame berbahan metal lebih direkomendasikan daripada akrilik. Frame berbahan metal biasanya memiliki daya tahan yang baik dan mampu menstabilkan kinerja dari mesin.

3. Filamen

Filamen merupakan material yang biasa digunakan untuk mencetak objek pada 3D Printer. Filamen tersedia dalam gulungan. Filamen ini akan dipanaskan dengan suhu tertentu dan dicairkan lalu ditembakkan ke Print Bed. Proses ini terjadi dengan menyusun lapisan demi lapisan (Layer by layer) sampai membentuk sebuah objek yang utuh.

Ada banyak jenis filamen yang dapat digunakan dan masing-masing filamen memiliki sifat yang berbeda. Setiap jenis filamen juga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Jenis filamen PLA adalah jenis filamen yang digunakan di hampir semua jenis 3D Printer.

4. Komponen Penggerak

            Stepper Motors, Belts, End Stops, dan Threaded Rods merupakan empat komponen penggerak 3D Printer. Tugas keempat komponen tersebut menggerakan mesin cetak pada tiga sumbu yaitu sumbu X,Y, dan Z. Komponen ini bergerak mengikuti perintah dari papan controller.

·         Stepper Motors

Komponen yang bertanggung jawab atas gerakan mekanis perangkat. Komponen ini terhubung dengan sumbu X, Y dan Z. Komponen ini juga membantu dalam menggerakkan Print Head, Print Bed, dan Threaded Rods. Stepper Motors bergerak secara diskrit per-step sesuai dengan spesifikasinya.

·         Belts

Sabuk/Belt yang terhubung ke Stepper Motors bertanggung jawab untuk menggerakkan ke sumbu X dan sumbu Y. Gerakan terjadi dari sisi ke sisi. Pengguna harus memastikan bahwa Belt tidak longgar, karena bisa mempengaruhi kecepatan dan presisi cetak. Oleh karena itu kualitas dan kondisi Belt sangat penting untuk mencapai hasil terbaik.

·         Threaded Rods

Threaded Rods bertanggung jawab untuk menggerakkan printer pada sumbu Z. Dengan gerakan Threaded Rods, Print Head bergerak ke atas dan ke bawah. Di beberapa jenis 3D Pinter, gerakan Print Bed juga bergantung pada Threaded Rods.

·         End Stops

Komponen ini melindungi mesin printer agar tidak melakukan pergerakan yang melebihi jangkauan.


Baca juga Mengenal Jenis-Jenis Filament Yang Cocok Untuk 3D Printer


5. Power Supply Unit (PSU)

Power Supply Unit disingkat PSU adalah komponen yang membantu dalam memasok daya untuk kelancaran pengoperasian 3D Printer. Pada dasarnya Power Supply memerlukan sumber energi listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh 3D Printer.

6. Print Bed

Print Bed adalah tempat dimana proses pencetakan objek terjadi. Filamen disimpan di Print Bed, lapisan demi lapisan (Layer by layer) sampai membentuk sebuah objek yang utuh. Print Bed juga memiliki 2 jenis yang berbeda. Ada jenis Print Bed yang memiliki pemanas dan non-pemanas. Print Bed yang non-pemanas mungkin cukup untuk mencetak dengan bahan filamen PLA, namun, untuk jenis filamen tingkat lanjut, Print Bed yang memiliki pemanas lebih direkomendasikan. Ini membantu dalam meningkatkan daya rekat dan stabilitas untuk proses pencetakan.

Print Bed juga dirancang menggunakan bahan yang berbeda. Misalnya, Print Bed berbahan aluminium dan kaca. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Print Bed berbahan aluminium lebih cepat panas, sedangkan Print Bed berbahan kaca memiliki permukaan yang lebih rata sehingga memberikan hasil akhir yang lebih baik dan juga mudah dirawat.

7. Extruder

Extruder juga dikenal sebagai Print Head merupakan komponen 3D printer yang fungsinya menjadi pencetak filamen ke dalam model tiga dimensi. Komponen ini mempunyai dua bagian, yaitu Cold End dan Hot End. Tugas Cold End adalah mengunci filamen sambil mendorongnya secara bertahap ke bawah ke Hot End. Hot End memiliki nozzle yang menempel di ujungnya, mempertahankan suhu tinggi yang lebih besar dari titik leleh filamen. Hot End melelehkan filamen yang selanjutnya ditembakkan di Print Bed.

·         Filament Drive Gear

Dikenal juga sebagai Extruder Drive Gear yang bertanggung jawab untuk mendorong filamen ke Hot End.

·         Heat Sink

Heat Sink dan Heat Sink Fan bertugas memastikan bahwa material masih dalam keadaan padat sampai mencapai nozzle.

·         Heater Cartridge

Ini adalah komponen yang berfungsi untuk memanaskan filamen.

·         Thermocouple

Sensor suhu yang digunakan untuk mempertahankan extruder di suhu yang tepat. Ini digunakan untuk Hot End.

·         Cooling Fan

Cooling Fan berfungsi untuk mendinginkan filamen yang keluar dari nozzle.

·         Nozzle

Filamen yang meleleh akan keluar dari nozzle untuk proses mencetak objek. Ada berbagai ukuran nozzle yang digunakan 3D Printer. Ukuran 0,4 mm adalah yang paling umum. Diameter nozzle yang lebih kecil, hasilnya akan mendapatkan detail yang lebih halus dengan akurasi yang tinggi. Dengan diameter nozzle yang lebih besar akan membantu dalam mencetak pada kecepatan yang lebih tinggi.


Jasa 3D Printing Bandung

WhatsApp 0819-1033-0188

Klik gambar WhatsApp untuk tanya-tanya



-----------------------------------------------------------



-----------------------------------------------------------



Jasa 3D Printing Bandung

Address : Jl. Emung No.30 Lengkong, Bandung

WhatsApp : 0819-1033-0188

Rabu, 03 Agustus 2022

Mengenal Teknologi 3D Printing: Definisi, Jenis dan Cara Kerjanya

Mengenal Teknologi 3D Printing


https://jasa3dprintingkotabandung.blogspot.com/

Definisi 3D Printer

Apa sih 3D Printer itu? 3D Printer merupakan Mesin Print untuk mencetak sebuah benda nyata atau 3 Dimensi dari Desain 3D yang kita buat di Software CAD. Jadi 3D Printer bukan untuk mencetak gambar atau tulisan dalam media seperti kertas. Teknologi 3D Printing ini kebanyakan digunakan untuk membuat sebuah benda Prototype sebelum diproduksi massal. Waktu dalam pembuatan sebuah benda menggunakan 3D printer ini tergantung pada ukuran atau dimensi dari benda yang akan kita buat. Teknologi 3D Printing ini biasa digunakan dibidang industri, fashion, arsitektur, kesehatan, otomotif sampai ke bidang makanan.


Penemuan 3D Printer Pertama

Penemuan 3D Printer pertama pada tahun 1981 oleh Dr. Hideo Kodama yang berasal dari Jepang. Dr. Hideo Kodama merupakan orang  pertama yang mengajukan paten dalam sistem penyemburan resin dengan teknologi laser. Namun sayangnya, pengajuan paten yang dilakukan oleh Dr. Hideo Kodama ini tidak pernah berhasil, karena masalah pendanaan.

Masa keemasan bagi Teknologi 3D Printing ini, terjadi pada tahun 1984. Ketika Charles W. Hull atau disapa Chuck Hull berhasil mengembangkan dan menetapkan paten metode Stereolithography Apparatus (SLA) 3D Printer. Charles W. Hull lahir pada 12 Mei 1939 di Clifton, Colorado dan pada tahun 1961, ia berpindah ke California.


Baca juga : Komponen-komponen 3D Printer & Fungsinya


Jenis-Jenis 3D Printing

1. Stereolithography Apparatus (SLA)

Metode Stereolithography Apparatus (SLA) 3D Printer merupakan metode yang memanfaatkan Sinar Ultraviolet yang ditembakkan ke permukaan sebuah wadah (Vat) yang berisi cairan Photopolymer (Resin). Cairan akan langsung mengeras ketika terkena Sinar Ultraviolet. Metode SLA ini bekerja dengan prinsip Layer by Layer atau  lapisan demi lapisan. Format file Desain 3D yang bisa dibaca oleh mesin printer adalah STL (Standar Tessellation).

2. Selective Laser Sintering (SLS)

Cara kerja jenis SLS ini hampir mirip dengan jenis SLA. Letak perbedaannya ada di material yang digunakan. Jenis SLA pencetakannya menggunakan cairan Photopolymer (Resin), sedangkan jenis SLS menggunakan material berwujud bubuk yang berbahan  dasar seperti nilon. Dibanding dengan jenis SLA, jenis SLS mempunyai suku cadang yang lebih kuat, tetapi hasil akhirnya cenderung kasar.

3. Fused Deposition Modelling (FDM)

Jenis FDM menggunakan material berbahan plastik dalam proses pencetakannya. Maka hasilnya agak kasar dan kurang kuat karena terbuat dari plastik. Tetapi dibanding dengan tipe lain, tipe FDM lebih hemat biaya, ramah lingkungan, dan waktu cetaknya relatif cepat. Tipe FDM biasanya banyak digunakan untuk pembuatan Prototype sebuah produk.

4. Digital Light Processing (DLP)

Jenis DLP ini hampir mirip dengan jenis SLA. Jenis DLP dan SLA sama-sama menggunakan cairan resin yang akan mengeras ketika terpapar cahaya khusus. Bedanya, jenis SLA menggunakan sinar Ultraviolet (UV) sedangkan jenis DLP memakai layar proyektor dengan pencahayaan digital. Jenis DLP mampu mencetak keseluruhan lapisan material sekaligus sehingga prosesnya sangat cepat dan hasilnya pun baik.


Cara Kerja 3D Printer

Untuk lebih jelas mengenai cara kerja 3D Printer secara umum, berikut uraiannya:

1. Membuat Model 3D

Untuk membuat Model 3D ini, menggunakan Software khusus Desain 3D, seperti Onshape, Solidwork, Catia dan lainnya. Format file Desain 3D berupa format STL (Standar Tessellation).

2. Proses Pencetakan

Setelah file Desain 3D siap, selanjutnya masuk ke proses pencetakan menggunakan printer 3D. Waktu dalam pembuatan sebuah benda menggunakan 3D printer ini tergantung pada ukuran atau dimensi dari benda yang akan kita buat. Tahapan yang dilakukan diantaranya mesin printer membaca desain 3D, kemudian menyusun lapisan demi lapisan sampai membentuk sebuah objek yang utuh.

3. Proses Finishing

Pada tahap akhir, kita bisa menyempurnakan bagian yang belum begitu sempurna. Misalnya ukuran yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Multiple Material Techniques yaitu teknik yang digunakan pada tahapan finishing.


Tutorial Cara Membuat Model 3D Di Onshape

https://youtu.be/8ZgkB67mxzs


Jasa 3D Printing Bandung

WhatsApp 0819-1033-0188

Klik gambar WhatsApp untuk tanya-tanya



-----------------------------------------------------------



-----------------------------------------------------------



Jasa 3D Printing Bandung

Address : Jl. Emung No.30 Lengkong, Bandung

WhatsApp : 0819-1033-0188

Harga 3D Printing per Gram

Harga 3D Printing per Gram: Memahami Biaya Teknologi Cetak 3D Harga 3D Printing per Gram Teknologi pencetakan 3D telah mengubah cara kita me...